Kamis, 08 Agustus 2013

MENGKRITISI REZIM

Oleh : Barli Yanto

Sejak dipimpin oleh rezim  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jilid II,kondisi masyarakat masih tetap terpuruk.Negara yang dibicarakan banyak orang dan secara teoritis bersistem politik demokrasi pancasila tidak dapat membuat masyarakat sejahtera.SBY menjadi sebuah antek-antek liberalisme dimana liberalisasi perdagangan dan investasi asing masuk dan mengekspoitasi sumber-sumber daya di Indonesia,termasuk SDM dan SDA.Manusia dijadikan budak industri yang membuat untung sepihak bagi kaum kapital.Dampaknya adalah manusia pekerja menjadi kaum marjinal(terpinggirkan).Sumber daya alam yang konon katanya Indonesia kaya akan sumber daya alam melimpah ruah sekarang sebagian besar dikuasai oleh asing.
Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 sudah dinyatakan bahwa seluruh kekayaan alam indonesia yang menguasai hajat hidup orang banyak akan dikuasai oleh pemerintah dan digunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat.Namun itu semua hanya sebagai tulisan belaka.UU tetang Penanaman Modal Asing (PMA) terus di hayati dan terlegitimasi .Jika motif UU PMA hanya untuk kepentingan multilateral dan eksistensi Indonesia di mancanegara,saya rasa itu tidak perlu dilakukan.Jika motif UU PMA dikatakan untuk menumbuhkan perokonomian dalam negeri sebagai injeksi dana,itu sama sekali bukan jalan satu-satunya yang harus dilakukan.Masih banyak yang dapat dilakukan,seperti pembuatan pengolahan minyak mentah menjadi minyak jadi.kita bisa berdikari untuk penuhi BBM dalam negeri sendiri jika dibandingkan harus minta di olah oleh pihak lain,justru itu merugikan.Harusnya pemerintah bisa berpikir bahwa kesejahteraan tidak datang dengan instant.
“Yang kaya semakin kaya,Yang miskin semakin miskin.”Itu adalah wajah dari kegagalan pemerintah menjalankan tugasnya yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa.Selain itu pun Indonesia gagal dalam mendidik para pemimpin bangsa dan masyarakat pada umumnya.Pendidikan yang dijalankan hingga saat ini adalah pendidikan fiktif.Pendididikan bertujuan untuk mengimplementasikan semua ilmu demi tercapainya kehidupan yang baik dan damai.Pemimpin gagal dalam hal implementasi pada kehidupan termasuk moralitas pribadi dan kelompok (partai) .Hal ini berbanding terbalik jika kita lihat track record dari para pemimpin yang duduk di kursi megah pemerintahan pada umumnya.
Apakah mereka mendengarkan dan menindaklanjuti aspirasi rakyat yang terpinggirkan ?. Perwakilan rakyat di pemerintahan tidak lebih hanya sekedar boneka politik yang takluk pada sistem politik yang carut – marut.Penuh dengan manipulasi ,intervensi,intimidasi,dan tindakan amoral.
Politik menjadi sebuah sarana menjadi kaya dengan sekejap waktu.Sangat bertolak belakang dengan esensinya yaitu mengabdi pada negara dan masyarakat.Pergeseran makna yang semakin hari semakin ke arah yang negatif menjadi budaya di Indonesia per hari ini.Para legislatif dan wakil rakyat per hari ini tidak memihak rakyat.Beraneka ragam produk Rancangan Undang-Undang yang dibuat  didominasi dan ditunggangi oleh kepentingan politik.contoh Produk RUU tahun 2013 ini adalah RUU ORMAS yang didalamnya jika dipahami tujuannya untuk menekan tingkat pertumbuhan ormas sehingga kontrol masyarakat terhadap pemerintahan semakin loyo.Membuat sulit masyarakat dalam berdinamika pada komunitasnya.
Jika kita lihat kondisi saat ini,harga BBM naik menjelang lebaran.Pemerintah tidak memikirkan betapa beratnya masyarakat memikul beban itu semua.Bagaimana kehidupan nelayan yang melaut,dapat bertahan hidup atau tidak ?. Bagaimana nasib buruh yang harus memenuhi kebutuhan tapi harus mengeluarkan biaya  lebih ke transportasi.Apakah dana BLSM sudah menjadi solusi terbaik ?. Saya rasa itu solusi instant dan sama sekali nol besar jika dipikir dapat menggantikan biaya untuk pengeluaran BBM.Masyarakat dibuat seolah-olah menjadi pengemis pada pemerintah dengan BLSM.Masyarakat miskin rela berdesak-desakan demi uang RP 300 ribu yang digunakan untuk menyambung hidup mereka.Dan itu juga tidak  semua tepat sasaran.Bahkan uang itu pun didapat dari pinjaman World Bank.Merasa Dermawankah pemerintah membuat kebijakan yang seperti itu? Sungguh ironis negaraku tercinta.
Jika dikaitkan dengan Parpol,maka SBY sedang mencari simpati dari rakyat agar citra Parpolnya  yang diagungkan dan dipercaya untuk lolos dalam Pemilu 2014 nanti.Politik pencitraan pada orang–orang kelas ekonomi ke bawah bukanlah sebuah tindakan terpuji.Mereka memang tidak tahu dan mengerti apa-apa.Yang mereka tahu adalah pemerintah memberi uang untuk hidup dan itu dinilai baik.
Di sisi lain di bidang agraria,petani perambah dan petani lahan meraskan ketidak adilan ketika lahannya dirampas oleh pihak swasta untuk dijadikan tempat bidang usaha baru yang lebih menguntungkan untuk pribadinya.semua itu bekerja sama dengan pemerintah yang menjadi garda depan bagi pihak swasta.Tidak dapat terelakkan lagi bahwa pengusaha dan pejabat pemerintahan saling kooperatif dalam konteks negatif untuk mencapai tujuan mereka yaitu uang.Rela menindas orang kecil demi kekayaan yang melimpah ruah.Lebih berbahaya lagi jika pengusaha  ada di tatanan pemerintahan,hiduplah pengusaha itu menjadi Kapitalisme Birokrat (KABIR). Untuk itu tegakkan reforma agraria dan berikan hak-hak para petani.
Pembangunan yang merata diberbagai daerah,upah yang memenuhi kebutuhan hidup yang layak(KHL) untuk rakyat masih menjadi impian.Semua itu sulit terjadi karena di dalam tubuh pemerintahan saja terjadi korupsi besar-besaran dan itu melibatkan anggota partai dan golongan,terutama partai koalisi.Kebocoran dana APBNP 2013 terjadi dan itu sudah terselenggara berencana masal dengan lobi-lobi.Masih dapat dipercayakah Pemerintah Indonesia per hari ini?Bagaimana mungkin pembangunan terjadi bila anggarannya di korupsi besar-besaran untuk kepentingan individu dan golongan.Wajar saja masyarakat menjadi malas untuk taat membayar pajak,karena memang pendistribusian untuk pembangunan saja nihil.Tidak hanya di Pemerintah Pusat yang menjadi sentral tapi juga pemerintah daerah yang merupakan kekuasaan otonomi.
Maka dapat dikatakan bahwa Indonesia dijajah oleh sesama bangsa sendiri,dijajah oleh perekonomian global,dijajah oleh imperalisme,dijajah oleh kapitalisme birokrat,dijajah oleh liberalisasi perdagangan.Penjajahan itu mungkin tidak disadari,tapi secara tidak langsung sumber daya yang telah dikuasai asing telah mencekik kesejahteraan yang selama ini kita impikan. Banyak BUMN milik negara yang tidak boleh dikuasai asing karena menguasai hajat hidup orang banyak tapi dijual ke swasta asing demi yang katanya menyelamatkan perekonomian,demi stabilitas perekonomian.Dan akhirnya masyarakatlah juga yang menderita dan semakin sengsara terkena dampak eksplosive yang ditimbulkan.

Mahasiswa adalah harapan bangsa,untuk itu bangkitlah pemuda mahasiswa,mari satukan kekuatan. Demikian yang dapat saya paparkan, terima kasih atas semua yang telah mendedikasihkan dirinya pada kami anggota biasa..PRO ECCLESIA ET PATRIA !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar